Selama Holocaust, anggota regu pembunuh keliling yang dikenal sebagai “Einsatzgruppen” (secara harfiah berarti “kelompok operasional”) telah membantai lebih dari satu juta warga sipil, terutama melalui penembakan massal di Uni Soviet.
Selama Holocaust, anggota regu pembunuh keliling yang dikenal sebagai “Einsatzgruppen” (secara harfiah berarti “kelompok operasional”) telah membantai lebih dari satu juta warga sipil, terutama melalui penembakan massal di Uni Soviet. Regu pembunuh ini memiliki sekitar 3.000 anggota, terutama Jerman SS, Waffen SS, dan personel polisi. Bekerja sama dengan kolaborator setempat dan unit Angkatan Bersenjata Jerman, para pembunuh ini menyasar orang Yahudi dan Roma (Gipsi) tanpa memandang usia atau jenis kelamin, para pejabat Soviet, dan orang dengan cacat intelektual atau cacat fisik yang tinggal di panti sosial. Pembantaian sistematik ini menandai dimulainya langkah pertama dalam "Solusi Akhir", yaitu program Nazi untuk membantai seluruh kaum Yahudi Eropa.
Setelah Jerman menginvasi Uni Soviet pada bulan Juni 1941, Einsatzgruppen, yang sering kali bertugas sebagai "regu pembunuh keliling", mengikuti serdadu Jerman yang merangsek masuk. Angkatan darat Jerman memberikan dukungan logistik untuk regu pembunuh ini, termasuk persediaan, transportasi, tempat tinggal, dan pasukan. Regu pembunuh keliling ini melakukan operasi pembantaian secara besar-besaran. Mereka sering kali didukung oleh warga sipil dan polisi setempat.
Berbeda dengan praktik yang terjadi di wilayah Polandia yang diduduki Jerman yang mendeportasi orang-orang Yahudi ke pusat-pusat pembantaian terpusat, yang dimulai pada akhir musim gugur 1941, regu pembunuh yang beroperasi di Uni Soviet ini membantai orang-orang Yahudi di dan di dekat tempat tinggal mereka.
Einsatzgruppen di Uni Soviet dibagi menjadi empat batalion dan disebar di seluruh front timur dari utara hingga selatan. Tanggung jawab mereka termasuk mengidentifikasi dan membantai orang-orang Yahudi dan musuh-musuh politik atau ras lainnya, tanpa adanya dakwaan atau persidangan.
Einsatzgruppe A menyebar di Lituania, Latvia, dan Estonia hingga Leningrad. Dengan bantuan kaki tangan setempat dan personel militer Jerman, mereka membantai orang Yahudi yang antara lain terdapat di komunitas Kovno, Riga dan Vilna.
Einsatzgruppe B memulai operasinya dari Warsawa di wilayah Polandia yang diduduki Jerman, dan bergerak ke Belarusia. Dengan bantuan batalion polisi Jerman, unit Waffen SS, dan personel angkatan darat Jerman, anggota kelompok ini membantai ribuan keluarga Yahudi di Grodno, Minsk, Brest-Litovsk, Slonim, dan Mogilev.
Einsatzgruppe C memulai operasinya dari Kraków di wilayah Polandia yang diduduki Jerman dan menyebar ke bagian barat Ukraina. Bersama dengan regu pembunuh lainnya, para anggota regu pembunuh ini membantai orang Yahudi di komunitas seperti Lwów, Tarnopol, Kremenets, Khar'kiv, dan Zhytomyr. Hanya dalam waktu dua hari di pengujung September 1941, para anggota Einsatzgruppe C telah terlibat dalam pembantaian terhadap lebih dari 33.000 orang Yahudi di sebuah jurang di Babi Yar, dekat Kiev.
Einsatzgruppe D beroperasi jauh di selatan. Dimulai dari Rumania, para anggotanya membantai warga sipil di Ukraina Selatan dan di Krimea, termasuk di kota Nikolayev, Simferopol, dan Sevastopol.
Pada awalnya, anggota regu pembunuh keliling Jerman utamanya hanya menembaki pria Yahudi dan menguburkan mayat mereka di kuburan massal. Namun, pada pengujung musim panas tahun 1941, kebijakan Nazi meningkat menjadi pembasmian terhadap seluruh masyarakat Yahudi, termasuk perempuan dan anak-anak.
Anggota regu pembunuh tersebut mengidentifikasi orang-orang Yahudi dan membawa mereka ke titik-titik pengumpulan dengan bantuan informan dan interpreter setempat. Umumnya diperkuat dengan unit yang lebih besar, mereka menggiring atau mengangkut korbannya dengan menggunakan truk ke tempat-tempat pembantaian, di mana para pekerja paksa telah menggali parit sebagai persiapannya. Biasanya, setelah dipaksa untuk menyerahkan barang-barang berharga dan melepaskan pakaian mereka, pria, wanita, dan anak-anak ditembak mati baik dalam posisi berdiri di tepi atau berbaring telungkup di kuburan massal.
Mulai akhir musim panas 1941, Einsatzgruppen terkadang juga menggunakan mobil van bergas. Mobil van ini memompa emisi karbon monoksida ke ruangan interior yang tertutup, sehingga membuat orang-orang yang terkunci di dalamnya mengalami sesak napas. Mobil van bergas ini juga digunakan di Chelmno, pusat pembantaian pertama.
Pada 21 September 1941, pada malam Tahun Baru Yahudi, suatu regu pembunuh keliling yang disertai relawan setempat memasuki Ejszyszki, yakni sebuah kota kecil di wilayah yang sekarang adalah Lituania. Anggota regu pembunuh tersebut memenjarakan sekitar 4.000 orang Yahudi di tiga sinagoge, di mana mereka ditahan tanpa diberi makan atau minum. Beberapa hari kemudian, warga sipil yang tidak berdaya ini dibawa ke pemakaman terdekat, dibariskan di depan lubang menganga, dan ditembaki hingga mati. Kehidupan dan budaya Yahudi yang berusia sembilan ratus tahun di Ejszyszki pun berakhir dalam dua hari yang brutal. Sekarang, tidak ada lagi orang Yahudi yang tinggal di Ejszyszki. Ejszyszki merupakan salah satu dari ribuan komunitas Yahudi yang musnah selama Holocaust.
Pada musim semi tahun 1943, anggota regu pembunuh keliling Jerman dan kolaboratornya telah membantai lebih dari satu juta orang Yahudi, serta komisaris politik Uni Soviet, kaum partisan, orang Roma, dan orang cacat yang tak terhitung jumlahnya.
Selain melakukan operasi pembantaian massal di wilayah Polandia yang diduduki, SS Jerman dan otoritas polisi juga mulai membangun fasilitas pembantaian permanen yang menggunakan gas beracun di pusat-pusat pembantaian terpusat untuk memusnahkan penduduk Yahudi Eropa secara lebih efisien.
We would like to thank Crown Family Philanthropies, Abe and Ida Cooper Foundation, the Claims Conference, EVZ, and BMF for supporting the ongoing work to create content and resources for the Holocaust Encyclopedia. View the list of donor acknowledgement.