Perlawanan di dalam Wilayah Jerman

Di antara penentang awal Nazisme di dalam negeri adalah kelompok Komunis, Sosialis, dan pemimpin serikat dagang.

Meskipun hierarki gereja arus utama mendukung rezim Nazi atau tidak keberatan dengan kebijakan diskriminasi dan persekusinya, ahli teologi Jerman secara perorangan seperti Dietrich Bonhoeffer menentang rezim tersebut. Bonhoeffer, yang berhubungan dengan pejabat militer anti-Hitler dalam dinas intelijen Angkatan Bersenjata Jerman (Abwehr), ditangkap pada 1943 dan dihukum mati pada 1945.

Di kalangan elite konservatif Jerman dan Staf Umum Jerman, terdapat kelompok-kelompok kecil penentang rezim Nazi. Pada Juli 1944, di bawah kepemimpinan Kolonel Klaus Schenk Graf von Stauffenberg, koalisi berbagai kelompok ini serta segelintir politikus Sosial Demokratik moderat mengatur rencana untuk membunuh Adolf Hitler dan menggulingkan rezim Nazi, tetapi mengalami kegagalan.

Kelompok kecil penentang lainnya di Jerman berkembang di kalangan mahasiswa Munich, Hans dan Sophie Scholl. Kelompok ini dikenal sebagai Mawar Putih. Melalui kampanye selebaran, mereka berupaya untuk secara langsung mengungkapkan kekejaman tentara Jerman di bagian timur dan mendesak warga Jerman untuk menentang rezim Nazi secara aktif. Setelah ditangkap oleh Gestapo (polisi rahasia negara Jerman) pada Februari 1943, Scholl bersaudara dan beberapa anggota lainnya dari kelompok mereka dihukum mati.

Perlawanan di wilayah pendudukan Jerman di Eropa

Perlawanan juga terjadi di wilayah pendudukan Jerman di Eropa. Di Prancis, Jenderal Charles de Gaulle menolak untuk menyatakan sumpah setianya kepada Rezim Vichy. Ia membentuk Komite Nasional Sementara Pembebasan Prancis yang berpusat di London dan menyuarakan perlawanan terbuka terhadap kolaborator rezim Vichy.

Preben Munch-Nielsen bercerita tentang perahu nelayan yang digunakan mengangkut orang Yahudi ke tempat aman di Swedia

Di dataran Prancis, baik gerakan perlawanan Gaulle maupun gerakan perlawanan komunisme berkembang pada 1941 dan melancarkan berbagai sabotase dan serangan terhadap pejabat Jerman.

Setelah pendudukan Denmark oleh Jerman pada April 1940, gerakan perlawanan mulai muncul di sana. Aktivitasnya mencakup pembunuhan informan, penyerangan fasilitas militer Jerman, dan aktivitas sabotase jalur rel kereta api. Perlawanan juga muncul di Norwegia. Salah satu pencapaiannya yang paling spektakuler adalah penghancuran fasilitas pasokan air berat Norwegia di Perusahaan Listrik Hidro Norsk di Vemock pada akhir Februari 1943.

Pada Februari 1941, warga Belanda, yang dipimpin oleh pemimpin perlawanan dalam organisasi serikat dagang, melancarkan unjuk rasa yang memprotes penangkapan dan perlakuan brutal terhadap kaum Yahudi. Setelah Jerman menduduki Italia pada September 1943, menyusul menyerahnya Italia kepada Sekutu tanpa syarat, perlawanan partisan yang serius, baik dari kelompok Komunis maupun non-Komunis, mengacaukan otoritas Jerman terutama di Italia bagian timur laut.

Di Uni Soviet, Slovakia, Yugoslavia, Yunani, dan Polandia, pejuang gerilya yang disebut partisan, melancarkan perlawanan bersenjata, sabotase, pemberontakan serta serangan dan pembunuhan langsung atas tentara pendudukan Jerman serta sekutu Slovakia dan Kroasia mereka.

Pada Agustus 1944, Home Army Polandia (non-komunis) bangkit melawan tentara pendudukan Jerman di Warsawa untuk mengantisipasi serangan Soviet yang membayangi di Vistula hingga pusat kota. Meskipun Soviet tidak bergerak maju, Home Army bertempur selama dua bulan di reruntuhan Warsawa sebelum menyerah kepada Jerman. Para pemberontak People's Army yang berhaluan komunis juga aktif dalam sabotase dan serangan terhadap tentara Jerman di wilayah pendudukan di Polandia.

Masih pada Agustus 1944, pemimpin bawah tanah Slovakia—dari kelompok komunis dan non-komunis—melancarkan pemberontakan (pemberontakan nasional Slovakia) terhadap pemerintah Tiso yang pro-Jerman. Tentara Jerman dan milisi fasis Hlinka Guard membutuhkan waktu dua bulan untuk menumpas pemberontakan tersebut.

Di pecahan Yugoslavia, perlawanan partisan berkembang di antara warga Slovenia di wilayah Slovenia yang diduduki Jerman, yang sebagian besarnya dalam bentuk sabotase skala kecil. Di Serbia, organisasi perlawanan cetnik berdiri di bawah pimpinan mantan Kolonel Tentara Yugoslavia, Draža Mihailovic. Setelah kekalahan besar dalam pemberontakan bulan Juni 1941, organisasi ini cenderung menarik diri dari konfrontasi dengan tentara pendudukan Poros. Organisasi Partisan yang didominasi komunis di bawah pimpinan Josef Tito adalah pasukan perlawanan multietnis—mencakup Serbia, Kroasia, Bosnia (Muslim yang berbicara bahasa Serbia-Kroasia), Yahudi, dan Slovenia. Dengan pusat utama di Bosnia dan bagian barat laut Serbia, pasukan Partisan Tito sangat konsisten melawan pasukan Jerman dan Italia, serta berperan sangat penting dalam memaksa tentara Jerman keluar dari Yugoslavia pada 1945.

Pada Mei 1942, agen-agen Ceko, yang diterjunkan oleh Inggris dengan parasut ke Bohemia atas permintaan pemerintah Cekoslovakia yang berada dalam pengasingan di London, melancarkan upaya pembunuhan terhadap Jenderal SS Reinhard Heydrich di Praha. Di sana, Heydrich bertugas sebagai Pelindung Reich Bohemia dan Moravia, di samping menjalankan tugas-tugasnya yang lain. Heydrich adalah kepala Kantor Utama Reich untuk Keamanan dan otak di balik rencana "Solusi Akhir" untuk permasalahan Yahudi. Sebagai pembalasan dendam, SS dan polisi Jerman menembak semua pria dan mendeportasi wanita dan anak-anak dari desa Lidice dan Ležáky.

Pemerintahan Jerman di Eropa, 1942

Perlawanan oleh Anggota Kelompok Korban

Anggota kelompok korban lainnya menentang Nazi. Pada Mei 1944, tentara SS memerintahkan orang Roma (Gipsi) untuk meninggalkan barak mereka di kamp keluarga Gipsi Auschwitz (diduga akan dikirim ke kamar gas). Berbekal pisau dan kapak sebagai senjata mereka, orang Roma menolak untuk pergi. Tentara SS pun mundur.

Pengikut Saksi-Saksi Yehuwa melawan Nazi melalui pembangkangan. Mereka menolak bergabung menjadi tentara Jerman dan, sebagai tahanan kamp konsentrasi, membentuk kelompok-kelompok studi ilegal.

Perlawanan Tanpa Kekerasan

Di antara bentuk perlawanan tanpa kekerasan adalah melindungi orang Yahudi, mendengarkan siaran radio Sekutu yang dilarang, dan membuat surat kabar anti-Nazi secara diam-diam.

Individu yang Bertindak Sendiri

Perlawanan oleh individu tanpa koneksi apa pun kadang kala terjadi. Salah satu insiden perlawanan individual paling spektakuler adalah upaya seorang tukang kayu bernama Georg Elser untuk membunuh Hitler pada November 1939. Ia menyembunyikan bom di sebuah pilar di ruang penyimpanan bir Bürgerbräu, di mana sang diktator berpidato setiap tahun untuk memperingati pemberontakan Beer Hall tahun 1923. Rencana Elser gagal akibat kepergian Hitler secara dini dan tak terduga ke front barat; sang diktator meninggalkan aula sebelum bom waktu yang disiapkan meledak. Elser ditangkap saat berusaha menyeberangi perbatasan Swiss dan ditahan di kamp konsentrasi dalam sel isolasi hingga Gestapo membunuhnya secara diam-diam pada April 1945.