Perluasan Sistem Kamp

Kamp kerja paksa untuk orang Roma (Gipsi).

Sistem kamp konsentrasi mengalami perluasan yang mencolok pada 1939–1942. Pada 1938, otoritas SS mulai mengeksploitasi tenaga kerja tahanan kamp konsentrasi untuk keuntungan ekonomi. Pada September 1939, perang menjadi alasan mudah untuk melarang pelepasan tahanan dari kamp, sehingga SS memiliki buruh yang siap sedia.

Otoritas SS mendirikan kamp-kamp baru di sekitar pabrik (misalnya, pabrik batu bata di Neuengamme, 1940) atau lokasi penggalian bahan mentah (seperti penggalian batu di Mauthausen, 1938). Barang yang digali atau diproduksi oleh buruh tahanan dijual ke Reich Jerman melalui firma milik SS seperti Pabrik Tanah dan Batu Jerman.

Pendirian Kamp Baru

Seiring dengan penaklukan sebagian besar wilayah Eropa oleh Jerman pada 1939–1941, SS mendirikan sejumlah kamp konsentrasi baru untuk melakukan penahanan yang jumlahnya terus bertambah terhadap lawan politik, kelompok perlawanan, dan kelompok yang dianggap inferior secara rasial, seperti orang Yahudi dan Roma (Gipsi). Beberapa di antara kamp baru ini adalah:

  • Gusen (1939)
  • Neuengamme (1940)
  • Gross-Rosen (1940)
  • Auschwitz (1940)
  • Natzweiler (1940)
  • Stutthof (1942; Stutthof adalah kamp Pendidikan Buruh Gestapo sejak 1939 hingga 1942.)
  • Majdanek (Februari 1943)

Kelompok Sasaran

Instalasi yang dilengkapi kamar gas, 1939-1944

Pada awal perang, kamp konsentrasi juga menjadi lokasi pembantaian massal kelompok sasaran kecil yang dianggap berbahaya karena alasan politik dan rasial oleh otoritas Nazi.

Misalnya, beberapa ratus orang Yahudi Belanda dikumpulkan sebagai pembalasan atas unjuk rasa transportasi publik orang Belanda yang memprotes persekusi Nazi terhadap orang Yahudi di Belanda pada musim dingin 1941. Mereka dikirim ke Mauthausen pada Februari 1941, di mana staf SS membunuh mereka semua beberapa hari kemudian. Ribuan "tersangka keamanan" yang dibebaskan dari penjara Jerman pada musim gugur 1942 dikirim ke kamp konsentrasi dan secara harfiah benar-benar bekerja hingga mati dalam program yang disebut "Pembinasaan dengan Bekerja" (Vernichtung durch Arbeit). Anggota-anggota gerakan perlawanan nasional yang ditangkap akhirnya dikirim ke kamp-kamp konsentrasi untuk dibantai setelah mereka sampai di sana.

Selama periode ini, otoritas Jerman membangun kamar gas yang digunakan untuk membantai orang di beberapa kamp konsentrasi. Kamar gas dibangun di Mauthausen, Sachsenhausen, Auschwitz I, dan kamp lainnya. Kamar gas lainnya dibangun di kemudian hari di Dachau, tapi tidak pernah digunakan.