<< Sebelumnya | Menampilkan hasil 651-700 dari 1630 untuk "" | Berikutnya >>
Kristallnacht—yang secara harfiah berarti, "Malam Kristal"—biasanya diterjemahkan dari bahasa Jerman menjadi "Malam Kaca Pecah." Istilah ini mengacu kepada pogrom anti-Yahudi dengan aksi kekerasan yang terjadi pada tanggal 9 dan 10 November 1938. Pogrom tersebut terjadi di seluruh wilayah Jerman, yang saat itu meliputi Austria dan wilayah Sudetenland di Cekoslovakia. Ratusan sinagoge di seluruh Jerman Reich diserang, dirusak, dijarah, dan dihancurkan. Banyak yang dibakar. Pemadam kebakaran…
Meskipun menghadapi rintangan yang sangat besar, banyak warga Yahudi di seluruh wilayah Eropa yang diduduki Jerman yang mencoba melancarkan perlawanan bersenjata terhadap Jerman. Baik secara perorangan maupun dalam kelompok-kelompok, orang Yahudi melancarkan perlawanan yang sifatnya terencana maupun spontan terhadap Jerman dan sekutunya. Para partisan Yahudi terutama aktif bergerak di timur, tempat mereka berjuang melawan Jerman dari basis-basis yang didirikan di belakang garis depan di hutan dan ghetto.…
Raoul Wallenberg, seorang diplomat Swedia yang ditugaskan di kedutaan besar Swedia di Budapest, memimpin salah satu upaya penyelamatan paling ekstensif dan sukses selama Holocaust. Dia bekerja sama dengan Dewan Pengungsi Perang Amerika (WRB) dan Kongres Dunia Yahudi untuk melindungi puluhan ribu warga Yahudi Hongaria agar tidak dideportasi ke pusat pembantaian Auschwitz-Birkenau. Para diplomat dari negara netral lainnya juga bergabung dalam upaya penyelamatan tersebut. Carl Lutz, seorang diplomat Swiss,…
Jerman menduduki Denmark pada tahun 1940. Saat Jerman memutuskan untuk mendeportasi warga Yahudi dari Denmark pada Agustus 1943, warga Denmark dengan spontan mengorganisasikan operasi penyelamatan dan membantu warga Yahudi mencapai pesisir; nelayan-nelayan kemudian mengangkut mereka menuju negara netral Swedia. Operasi penyelamatan itu meluas dengan adanya partisipasi dari pasukan perlawanan, polisi, dan pemerintah Denmark. Dalam waktu kurang dari tiga minggu, warga Denmark berhasil mengangkut lebih dari…
Dari tahun 1941 hingga 1943, gerakan-gerakan perlawanan bawah tanah terbentuk di sekitar 100 ghetto Yahudi di wilayah Eropa timur yang diduduki Nazi. Tujuan utama mereka adalah merencanakan pemberontakan, membebaskan diri dari ghetto, dan bergabung dengan unit-unit partisan dalam perlawanan terhadap Jerman. Warga Yahudi sadar bahwa pemberontakan itu tidak akan menghentikan Jerman dan hanya segelintir pejuang yang akan berhasil melarikan diri untuk bergabung dengan kaum partisan. Namun tetap saja, warga…
Warga Roma (Gipsi) termasuk di antara kelompok yang dipilih untuk dipersekusi oleh rezim Nazi atas alasan rasial. Mereka menjadi obyek penahanan, deportasi, kerja paksa, dan dikirim ke kamp-kamp pembantaian. Einsatzgruppen (unit pembunuh keliling) juga membantai ribuan warga Roma di wilayah timur yang diduduki Jerman. Nasib warga Roma sama dengan nasib yang dialami kaum Yahudi. Sulit memastikan berapa jumlah warga Roma yang dibantai selama Holocaust. Diperkirakan dari sekitar satu juta Warga Roma yang…
Para pejabat Jerman diadili di depan Mahkamah Militer Internasional (IMT) di Nuremberg, Jerman. IMT ini terdiri dari hakim yang berasal dari Britania Raya, Prancis, Uni Soviet, dan Amerika Serikat. Namun begitu, kebanyakan persidangan penjahat perang setelah tahun 1945 melibatkan pejabat dan petugas tingkat rendah. Di antara mereka terdapat komandan dan penjaga kamp konsentrasi, anggota polisi, anggota unit pembunuh keliling, dan dokter yang berpartisipasi dalam eksperimen medis. Para penjahat perang ini…
Dalam penggunaan Nazi, istilah "eutanasia” mengacu pada pembantaian sistematis orang-orang Jerman yang dipandang Nazi “tidak layak hidup” karena dugaan mengidap penyakit atau cacat genetis. Mulai musim gugur tahun 1939, instalasi-instalasi pembantaian dengan gas didirikan di Bernburg, Brandenburg, Grafeneck, Hadamar, Hartheim, dan Sonnenstein. Para pasien dipilih oleh dokter untuk kemudian ditransfer dari klinik ke salah satu dari pusat-pusat pembantaian dengan gas untuk dibunuh. Setelah kemarahan…
Jaringan kereta api Eropa memainkan peran penting dalam pelaksanaan Solusi Akhir (Final Solution). Kaum Yahudi dari Jerman dan wilayah Eropa yang diduduki Jerman dideportasi dengan kereta api ke kamp-kamp pembantaian di wilayah pendudukan Polandia, di mana mereka akan dibantai. Jerman berusaha menutupi niat busuk mereka, dengan mengatakan deportasi sebagai “perpindahan kembali ke timur.” Para korbannya diberi tahu bahwa mereka akan dibawa ke kamp pekerja, tapi sebenarnya, mulai tahun 1942, deportasi…
Berlin merupakan pusat kehidupan Yahudi di Jerman dan--sebagai ibu kota Reich-- sekaligus merupakan pusat untuk perencanaan Solusi Akhir (Final Solution), yaitu keputusan untuk membantai kaum Yahudi Eropa. Konferensi Wannsee, yang dinamakan sesuai dengan nama tempat penyelenggaraannya di kawasan resor di barat daya Berlin, berlangsung pada bulan Januari 1942. Pejabat teras dari partai Nazi, SS, dan pemerintah Jerman bertemu untuk mengoordinasikan dan memfinalisasi apa yang mereka sebut dengan "solusi akhir…
Auschwitz adalah kamp terbesar yang didirikan oleh Jerman. Kamp ini merupakan kompleks beberapa kamp, yang mencakup kamp konsentrasi, kamp pembantaian, dan kamp kerja paksa. Kamp ini terletak di kota Oswiecim dekat perbatasan Jerman-Polandia sebelum perang di Timur Upper Silesia, suatu daerah yang dicaplok Jerman pada tahun 1939. Auschwitz I, merupakan kamp utama dan kamp pertama yang dibangun di Oswiecim. Auschwitz II (Birkenau)merupakan pusat pembantaian di Auschwitz. Kereta-kereta hampir setiap hari…
We would like to thank Crown Family Philanthropies, Abe and Ida Cooper Foundation, the Claims Conference, EVZ, and BMF for supporting the ongoing work to create content and resources for the Holocaust Encyclopedia. View the list of donor acknowledgement.