Seperti orang Yahudi lainnya, keluarga Lewent juga ditahan di ghetto Warsawa. Pada tahun 1942, saat Abraham bersembunyi di kolong bawah lantai, tentara Jerman membawa ibu dan saudara perempuannya dalam suatu razia. Mereka pun tewas. Dia dipekerjakan sebagai buruh kerja paksa di pabrik terdekat, tetapi kemudian melarikan diri untuk kembali ke ayahnya di dalam ghetto. Pada tahun 1943, mereka berdua dideportasi ke Majdanek, di mana ayah Abraham meninggal dunia. Abraham kemudian dikirim ke Skarzysko, Buchenwald, Schlieben, Bisingen, dan Dachau. Pasukan A.S. kemudian membebaskan Abraham ketika Jerman mengevakuasi para tahanan.
Lihat ItemSebagai laki-laki muda, Beno memanfaatkan keterampilan berbahasa asingnya untuk memperoleh peran-peran kecil di dalam film. Dia dan keluarganya dideportasi ke ghetto Lodz, di mana mereka sehari-hari harus berjuang untuk mencari makanan. Di gerakan bawah tanah, Beno menjadi ahli dalam menganjlokkan kereta api. Keluarga itu dikirim ke Auschwitz dan di sana mereka dipisahkan. Semuanya tewas, kecuali Beno dan satu saudara perempuannya, yang ditemukannya kembali setelah perang. Beno selamat dari serangkaian kamp dan di kemudian hari dia membantu melacak para penjahat perang.
Lihat ItemBlanka adalah anak tunggal dari sebuah keluarga harmonis di Lodz, Polandia. Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1937. Setelah invasi Jerman ke Polandia, Blanka dan ibunya tetap tinggal di Lodz bersama nenek Blanka, yang sudah tak mampu bepergian. Bersama saudaranya yang lain, mereka dipaksa masuk ke dalam ghetto Lodz pada tahun 1940. Di sana, Blanka bekerja di pabrik roti. Dia dan ibunya kemudian bekerja di rumah sakit di ghetto Lodz. Mereka berada dalam ghetto ini sampai akhir tahun 1944 ketika mereka dideportasi ke kamp Ravensbrueck di Jerman. Dari Ravensbrueck, Blanka dan ibunya dikirim ke subkamp Sachsenhausen. Blanka dipaksa bekerja di pabrik pesawat (Arado-Werke). Ibunya dikirim ke kamp lain. Tentara Soviet membebaskan Blanka pada musim semi tahun 1945. Karena tinggal di rumah kosong, Blanka melarikan diri kembali ke Lodz. Ternyata tidak ada satu pun dari saudaranya, termasuk ibunya, yang selamat. Blanka kemudian pindah ke bagian barat Berlin, akhirnya dipindahkan ke kamp penampungan untuk orang yang kehilangan tempat tinggal. Dia pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1947.
Lihat ItemCecilie merupakan anak bungsu dari enam bersaudara dari keluarga kelas menengah Yahudi yang religius. Pada tahun 1939, Hungaria menduduki daerah Cecilie di Cekoslowakia. Seluruh keluarganya dipenjara. Jerman menduduki Hungaria pada tahun 1944. Cecilie dan keluarganya harus pindah ke sebuah ghetto di Huszt dan kemudian dideportasi ke Auschwitz. Cecilie dan saudara perempuannya dipilih menjadi pekerja paksa; anggota keluarganya yang lain langsung dibantai dengan gas setibanya di sana. Cecilie dipindahkan ke beberapa kamp lain, di mana dia dipekerjakan di beberapa pabrik. Dia akhirnya dibebaskan oleh pasukan Sekutu pada tahun 1945. Setelah perang usai, dia kembali bersatu dengan tunangannya dan menikah.
Lihat ItemJerman menginvasi Polandia pada bulan September 1939. Ketika Makow diduduki, Sam melarikan diri ke wilayah Soviet. Dia kembali ke Makow untuk mengambil persediaan, tetapi dipaksa tetap tinggal di dalam ghetto. Pada tahun 1942, dia dideportasi ke Auschwitz. Ketika AD Soviet mulai mendekat pada tahun 1944, Sam dan para tahanan lainnya dikirim ke kamp-kamp yang ada di Jerman. Para tahanan ini dipaksa melakukan mars kematian pada awal tahun 1945. Pasukan Amerika membebaskan Sam setelah dia melarikan diri ketika dilakukan pengeboman.
Lihat ItemKedua orang tua Charlene adalah pemimpin komunitas Yahudi setempat, dan keluarga mereka aktif dalam kehidupan masyarakat. Ayah Charlene adalah seorang profesor filsafat di Universitas Negeri Lvov. Perang Dunia II dimulai dengan invasi Jerman ke Polandia pada tanggal 1 September 1939. Kota di mana Charlene tinggal merupakan bagian dari wilayah timur Polandia yang diduduki oleh Uni Soviet berdasarkan Pakta perjanjian 1939 antara Jerman dan Uni Soviet pada bulan Agustus 1939. Di bawah pendudukan Soviet, keluarganya tetap tinggal di rumah dan ayah Charlene tetap mengajar. Jerman menginvasi Uni Soviet pada bulan Juni 1941, dan menahan ayah Charlene setelah mereka menduduki kota tersebut. Sejak itu Charlene tidak pernah melihat ayahnya lagi. Charlene, ibu dan saudara perempuannya dipaksa masuk ke dalam ghetto yang didirikan Jerman di Horochow. Pada tahun 1942, Charlene dan ibunya melarikan diri dari ghetto setelah mendengar desas-desus bahwa Jerman akan menghancurkan ghetto tersebut. Saudara perempuannya berusaha menyembunyikan diri secara terpisah, tetapi sejak itu tidak terdengar lagi kabar beritanya. Charlene dan ibunya bersembunyi di balik semak-semak di pinggir sungai, dan terkadang harus membenamkan diri mereka di dalam air untuk beberapa saat agar tidak terlihat. Mereka bersembunyi selama beberapa hari. Suatu hari, Charlene terbangun dan ternyata ibunya sudah tidak ada. Charlene berhasil menyelamatkan diri di hutan dekat Horochow, dan kemudian dibebaskan oleh pasukan Soviet. Dia akhirnya pindah ke Amerika Serikat.
Lihat ItemKedua orang tua Charlene adalah pemimpin komunitas Yahudi setempat, dan keluarga mereka aktif dalam kehidupan masyarakat. Ayah Charlene adalah seorang profesor filsafat di Universitas Negeri Lvov. Perang Dunia II dimulai dengan invasi Jerman ke Polandia pada tanggal 1 September 1939. Kota di mana Charlene tinggal merupakan bagian dari wilayah timur Polandia yang diduduki oleh Uni Soviet berdasarkan Pakta perjanjian 1939 antara Jerman dan Uni Soviet pada bulan Agustus 1939. Di bawah pendudukan Soviet, keluarganya tetap tinggal di rumah dan ayah Charlene tetap mengajar. Jerman menginvasi Uni Soviet pada bulan Juni 1941, dan menahan ayah Charlene setelah mereka menduduki kota tersebut. Sejak itu Charlene tidak pernah melihat ayahnya lagi. Charlene, ibu dan saudara perempuannya dipaksa masuk ke dalam ghetto yang didirikan Jerman di Horochow. Pada tahun 1942, Charlene dan ibunya melarikan diri dari ghetto setelah mendengar desas-desus bahwa Jerman akan menghancurkan ghetto tersebut. Saudara perempuannya berusaha menyembunyikan diri secara terpisah, tetapi sejak itu tidak terdengar lagi kabar beritanya. Charlene dan ibunya bersembunyi di balik semak-semak di pinggir sungai, dan terkadang harus membenamkan diri mereka di dalam air untuk beberapa saat agar tidak terlihat. Mereka bersembunyi selama beberapa hari. Suatu hari, Charlene terbangun dan ternyata ibunya sudah tidak ada. Charlene berhasil menyelamatkan diri di hutan dekat Horochow, dan kemudian dibebaskan oleh pasukan Soviet. Dia akhirnya pindah ke Amerika Serikat.
Lihat ItemBlanka adalah anak tunggal dari sebuah keluarga harmonis di Lodz, Polandia. Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1937. Setelah invasi Jerman ke Polandia, Blanka dan ibunya tetap tinggal di Lodz bersama nenek Blanka, yang sudah tak mampu bepergian. Bersama saudaranya yang lain, mereka dipaksa masuk ke dalam ghetto Lodz pada tahun 1940. Di sana, Blanka bekerja di pabrik roti. Dia dan ibunya kemudian bekerja di rumah sakit di ghetto Lodz. Mereka berada dalam ghetto ini sampai akhir tahun 1944 ketika mereka dideportasi ke kamp Ravensbrueck di Jerman. Dari Ravensbrueck, Blanka dan ibunya dikirim ke subkamp Sachsenhausen. Blanka dipaksa bekerja di pabrik pesawat (Arado-Werke). Ibunya dikirim ke kamp lain. Tentara Soviet membebaskan Blanka pada musim semi tahun 1945. Karena tinggal di rumah kosong, Blanka melarikan diri kembali ke Lodz. Ternyata tidak ada satu pun dari saudaranya, termasuk ibunya, yang selamat. Blanka kemudian pindah ke bagian barat Berlin, akhirnya dipindahkan ke kamp penampungan untuk orang yang kehilangan tempat tinggal. Dia pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1947.
Lihat ItemLeah besar di Praha, daerah pinggiran kota Warsawa, Polandia. Dia aktif dalam gerakan pemuda Zionist Ha-Shomer ha-Tsa'ir. Jerman menginvasi Polandia pada bulan September 1939. Kaum Yahudi dipaksa tinggal di dalam ghetto Warsawa, yang kemudian dinyatakan tertutup pada bulan November 1940. Di dalam ghetto, Leah tinggal bersama para anggota kelompok Ha-Shomer ha-Tsa'ir. Pada bulan September 1941, dia dan anggota lainnya dari kelompok pemuda ini melarikan diri dari ghetto ke perkebunan milik Ha-Shomer ha-Tsa'ir di Zarki, dekat Czestochowa, Polandia. Pada bulan Mei 1942, Leah menjadi kurir bawah tanah, dengan menggunakan surat-surat palsu Polandia dan bolak-balik bepergian antara ghetto Krakow dan kamp Plaszow yang tempatnya tidak jauh. Karena kondisi semakin memburuk, dia lari ke Tarnow, tetapi kemudian memutuskan untuk kembali ke Krakow. Leah juga berpura-pura sebagai warga Polandia non-Yahudi di Czestochowa dan Warsawa, dan menjadi kurir bagi Komite Nasional Yahudi dan Organisasi Perjuangan Yahudi (ZOB). Dia berjuang bersama unit Yahudi di Armia Ludowa (Tentara Rakyat) pada saat pemberontakan di kota Warsawa Polandia tahun 1944. Leah dibebaskan oleh pasukan Soviet. Setelah perang dia membantu masyarakat pindah dari Polandia, kemudian dia sendiri pindah ke Israel sebelum akhirnya menetap di Amerika Serikat.
Lihat ItemEmanuel dan keluarganya tinggal di sebuah kota kecil bernama Miechow, di bagian utara Krakow. Setelah Jerman menginvasi Polandia pada bulan September 1939, persekusi terhadap kaum Yahudi semakin meningkat. Jerman mendirikan sebuah ghetto di Miechow. Emanual dipaksa untuk tinggal di dalam ghetto ini. Emanuel, ibunya, dan saudara perempuannya melarikan diri dari ghetto sebelum ghetto tersebut dihancurkan pada tahun 1942. Dia tinggal di dalam biara, dengan berganti identitas, bersama anggota bawah tanah Polandia lainnya. Emanuel meninggalkan biara tersebut setelah setahun ketika seorang guru mulai mencurigainya sebagai seorang Yahudi. Emanuel kemudian terlibat dalam usaha penyelundupan barang-barang ke Krakow dan Warsawa. Pada musim gugur tahun 1943, dia melarikan diri ke Hungaria. Setelah Hungaria diduduki Jerman pada tahun 1944, Emanuel berusaha melarikan diri kembali tetapi tertangkap dan kemudian dipenjara. Dia dapat selamat dari peperangan.
Lihat ItemPaula merupakan salah satu dari empat bersaudara dari keluarga Yahudi religius di Lodz, sebuah kota industri dengan populasi Yahudi yang cukup besar. Sebagai seorang anak, Paula belajar di sekolah negeri dan di rumah dia belajar bahasa Yahudi tiga kali seminggu. Ayahnya memiliki toko mebel.
1933-39: Aku dan saudara-saudara perempuan dan laki-lakiku sering menghabiskan waktu bermain di tempat perkumpulan kelompok Zionis kami, Gordonia. Kelompok kami meyakini nilai-nilai kemanusiaan, Kemandirian orang Yahudi, dan keinginan membangun tanah air Yahudi di Palestina. Aku suka bekerja menggunakan tanganku dan sering melakukan pekerjaan merajut, menyulam, dan menjahit. Pada bulan September 1939, ketika aku di sekolah lanjutan, sekolahku dihentikan ketika Jerman menginvasi Polandia dan mencaplok Lodz pada tanggal 8 September.
1940-44: Pada awal tahun 1940 keluarga kami dipaksa pindah ke ghetto Lodz, di mana kami diberikan satu kamar untuk berenam. Yang menjadi masalah utama adalah makanan. Di pabrik pakaian perempuan tempatku bekerja, setidaknya aku bisa mendapatkan sup untuk makan siang. Tetapi kami sangat membutuhkan tambahan makanan lagi untuk adikku, yang sedang sakit parah dan mengalami pendarahan di dalam. Dari jendela pabrik tempat aku bekerja kulihat ada kebun kentang. Aku tahu seandainya tertangkap aku akan ditembak, pada suatu malam aku merayap menuju kebun kentang, kugali sebanyak mungkin kentang-kentangnya, dan berlari pulang.
Pada tahun 1944 Paula dideportasi ke Bremen, Jerman, sebagai pekerja paksa. Dia dibebaskan di kamp Bergen-Belsen pada tahun 1945. Setelah perang berakhir, dia beremigrasi ke Amerika Serikat.
Lihat ItemNanny merupakan anak tertua dari empat bersaudara yang lahir dalam keluarga Yahudi di kota kecil Schlawe di sebelah utara Jerman. Di kota ini, ayahnya memiliki penggilingan gandum. Nama Yahudi Nanny adalah Nocha. Dia tumbuh di atas lahan penggilingan di sebuah rumah yang dikelilingi kebun bunga yang besar dan kebun tanaman buah. Pada tahun 1911, Nanny menikah dengan Arthur Lewin. Bersama, mereka membesarkan Ludwig dan Ursula, dua anak mereka.
1933-39: Aku dan Ibuku yang sudah menjanda pindah ke Berlin. Kami khawatir dengan peningkatan antisemitisme di Schlawe, dan sebagai seorang Yahudi, berharap kami tidak akan terlalu mencolok di sini di kota besar. Kami tinggal di lantai bawah sedangkan saudara perempuanku Kathe yang menikah dengan seorang Protestan dan telah berpindah agama, tinggal di lantai atas. Tak lama setelah kami tinggal di sana, Jerman membatasi pergerakan kaum Yahudi, sehingga kami tidak merasa aman lagi bila keluar dari apartemen kami.
1940-44: Aku dan ibuku dideportasi ke ghetto Theresienstadt di Bohemia. Kami diberi kamar di lantai dua di sebuah rumah yang kotor, penuh sesak dan banyak kutunya. Tungkunya menggunakan bahan bakar serbuk kayu gergajian. Sebagai yang termuda di kamar kami--usiaku 56 tahun--aku dengan susah payah membawa kantung-kantung serbuk kayu gergajian di punggungku. Makin lama aku semakin lemah, dan sekarang pendengaranku terganggu dan untuk berjalan harus dibantu dengan tongkat. Di awal pagi ini kudengar bahwa aku masuk daftar orang yang akan dipindah ke kamp lain. Sebenarnya aku tak mau dipindah tapi tak ada pilihan.
Nanny dideportasi ke Auschwitz pada tanggal 15 Mei 1944, dan dibunuh dengan gas setibanya dia di sana. Saat itu dia berusia 56 tahun.
Lihat ItemDavid dibesarkan di sebuah desa di Lituania yang letaknya dekat perbatasan dengan Latvia. Ayahnya adalah seorang pedagang keliling. Ketika berusia 6 tahun, David dikirim ke Ukmerge, sebuah kota yang oleh orang Yahudi dikenal dengan nama Rusianya, Vilkomir, untuk mempelajari teks tradisional Yahudi di sebuah akademi kerabian di sana. Enam tahun kemudian, David dipanggil pulang untuk menjadi kepala keluarga Selznik berhubung ayahnya meninggal dunia.
1933-39: Tahun 1933 aku kehilangan pekerjaanku, jadi aku meninggalkan Lituania menuju Amerika Serikat lalu ke Portugal. Tetapi pada tahun 1936 negara-negara Baltik rentan terhadap serangan Stalin dan Hitler sehingga aku putuskan untuk pulang membantu ibu dan saudara-saudara perempuanku, yang sebelumnya sudah pindah ke kota Kovno. Ancaman perang membayangi kami, tapi kaum Yahudi tidak bisa ke mana-mana. Lewat kontak bisnis aku mendapatkan pekerjaan di sebuah toko ritel untuk peralatan kantor.
1940-44: Pada musim panas tahun 1941, Jerman menduduki Kovno dan kami pun dipaksa pindah ke ghetto. Kondisi bertambah buruk pada tahun 1943. Pembantaian terhadap kaum Yahudi di dalam ghetto semakin menjadi pada bulan Maret 1944. Aku melihat sendiri bagaimana sejumlah orang Ukraina dan Lituania membantu tentara Nazi. Aku menyaksikan ketika mereka membawa anak-anak ke lantai paling atas sebuah bangunan lalu menjatuhkan mereka lewat jendela ke arah penjaga yang berdiri di jalan. Penjaga tersebut kemudian menarik mereka lalu membenturkan kepalanya ke dinding sampai satu per satu anak mati.
Pada tahun 1944, David melarikan saat perjalanan meninggalkan ghetto dan bersembunyi di hutan di sekitar situ selama tiga pekan sampai daerah tersebut dibebaskan. Dia beremigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1949.
Lihat ItemFeiga hidup bersama suaminya, Welwel, dan tiga orang anaknya di kota kecil Kaluszyn yang kebanyakan dihuni kaum Yahudi, dan berjarak 35 mil sebelah timur Warsawa. Keluarga Kisielnickis ini adalah keluarga religius dan menggunakan bahasa Yiddish di rumah mereka. Feiga merupakan ibu rumah tangga dan suaminya seorang pedagang yang sering bepergian dengan kuda atau wagon ke Warsawa untuk urusan bisnis.
1933-39: Jerman belum lama ini menginvasi Polandia, dan beberapa hari lalu, tentara Jerman bertempur melawan polisi Polandia di sini di Kaluszyn. Kota ini luluh lantak separuhnya oleh bom, termasuk rumah kami. Karena itu kami pindah ke tempat Mojsze, sepupunya Welwel, yang terletak di pinggiran kota. Tentara Jerman sekarang berada di Kaluszyn, dan Nazi “memindahkan” ratusan orang Yahudi dari kota-kota lain ke sini. Jumlah keluarga di rumah-rumah meningkat menjadi dua kali lipat.
1940-44: Kondisi di kota Kaluszyn terus memburuk. Dalam ghetto yang ditutup rapat oleh Nazi belakangan ini, banyak orang sekarat karena kelaparan. Sulit sekali menjaga agar rumah yang penuh sesak tetap bersih dari kutu-kutu pembawa tifus. Anakku, Israel Yitzac, yang berusia 21 tahun mulai terserang demam. Aku khawatir sekali akan kondisinya. Dia sudah lemah karena kelaparan dan obat-obatan juga sangat terbatas. Aku merawatnya sebisaku.
Putra Feiga akhirnya meninggal karena tifus. Pada akhir tahun 1942, Nazi membubarkan Kaluszyn, dan mengirimkan sebagian besar penghuni ghetto ke kamp kematian Treblinka. Feiga meninggal pada usia lima puluh empat tahun.
Lihat ItemInge merupakan anak tunggal dari pasangan Yahudi religius Berthold dan Regina Auerbacher yang tinggal di Kippenheim, sebuah desa di bagian barat daya Jerman dekat Black Forest. Ayahnya adalah seorang pedagang tekstil. Keluarga tersebut tinggal di sebuah rumah besar dengan 17 kamar dan beberapa pembantu untuk menolong mereka dengan pekerjaan rumah.
1933-39: Pada tanggal 10 November 1938, orang-orang jahat melempari rumah kami sehingga semua jendela rumah hancur. Pada hari yang sama, polisi menahan ayah dan kakekku. Aku, ibu dan nenekku bersembunyi di dalam sebuah lumbung sampai keadaan benar-benar sepi. Saat kami keluar, semua pria Yahudi telah dibawa ke kamp konsentrasi Dachau. Ayah dan kakekku dibolehkan pulang beberapa pekan kemudian, tetapi tak lama kemudian kakekku wafat akibat serangan jantung.
1940-45: Saat berusia 7 tahun, aku dideportasi bersama kedua orang tuaku ke ghetto Theresienstadt di Cekoslowakia. Setibanya di ghetto, semua barang milik kami dirampas, kecuali pakaian yang kami kenakan dan bonekaku, Marlene. Kondisi di dalam kamp sungguh berat. Kentang sama berharganya seperti berlian. Aku selalu merasa lapar, ketakutan dan terserang penyakit. Untuk ulang tahunku yang kedelapan, orang tuaku memberiku hadiah sebuah kue kentang yang sangat kecil dengan sedikit gula; untuk ulang tahunku yang kesembilan, sebuah pakaian yang dirajut dari potongan-potongan kain untuk bonekaku; dan untuk ulang tahunku yang kesepuluh, sebuah puisi yang ditulis oleh ibuku.
Pada tanggal 8 Mei 1945, Inge dan kedua orang tuanya dibebaskan dari ghetto Theresienstadt setelah mendekam di sana selama hampir tiga tahun. Mereka pindah ke Amerika Serikat pada bulan Mei 1946.
Lihat ItemElse, dilahirkan dengan nama lengkap Else Herz, merupakan salah seorang dari tiga anak yang dilahirkan dalam sebuah keluarga Yahudi di sebuah kota pelabuhan besar, Hamburg. Ayahnya menjalankan usaha ekspor-impor gandum. Sebagai seorang anak, Else bersekolah di sekolah perempuan swasta. Dia menikah dengan Fritz Rosenberg pada tahun 1913, dan kemudian pasangan tersebut pindah ke Goettingen di mana mereka membesarkan tiga orang anak.
1933-39: Seiring masa Depresi pada tahun 1930-an, pabrik linen suami Else mengalami penurunan. Saat Nazi naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1933, mereka merampas pabrik Rosenberg. Setelah sumber mata pencahariannya dirampas, keluarga tersebut kemudian diusir dari rumahnya. Mereka pindah ke Hamburg di mana kehidupan mereka bergantung pada dukungan finansial dari sanak saudara mereka dan penghasilan apa saja yang didapatkan oleh kedua anak mereka yang bekerja sebagai pegawai magang penjualan.
1940-43: Di akhir tahun 1941, keluarga Rosenberg dideportasi 800 mil ke bagian timur ghetto Minsk di wilayah Uni Soviet. Else ditugaskan bekerja malam membersihkan salju dan es dari jalur kereta api. Pada bulan Juli 1942, tak lama setelah brigade pekerja meninggalkan ghetto, ghetto tersebut dikepung oleh orang-orang SS. Brigade Else mendengar adanya suara tembakan dari ghetto. Selama tiga hari para pekerja ditahan untuk tetap berada di tempat kerja mereka; semakin lama kegelisahan semakin membuncah. Setelah diizinkan untuk kembali, Else melihat ratusan mayat bergelimpangan di tanah; ajaibnya, keluarganya masih hidup. Sekitar 30.000 orang telah dibantai.
Putra Else, Heinz, dibawa ke kamp pembantaian Treblinka pada bulan September 1943. Dua pekan kemudian, ghetto tersebut ditutup. Sejak itu, tidak pernah lagi terdengar kabar mengenai Else dan keluarganya.
Lihat ItemFritz merupakan salah seorang dari tiga putra dari keluarga Yahudi di kota pendidikan tinggi Goettingen, di mana keluarga Rosenbergs sudah menetap sejak tahun 1600-an. Ayahnya memiliki sebuah pabrik linen. Fritz bekerja sebagai tenaga penjual di pabrik ini, namun kemudian dia dan saudaranya mewarisi usaha tersebut. Pada tahun 1913 Fritz menikahi Else Herz. Hingga tahun 1920 mereka sudah mempunyai dua anak laki-laki dan seorang anak perempuan.
1933-39: Pada tahun 1933 Nazi naik ke tampuk kekuasaan di Jerman. Setahun kemudian pabrik keluarga Rosenberg dirampas dan tiga orang Nazi mendatangi rumah keluarga tersebut. Seorang petugas meletakkan senjata di atas meja dan memberi tahu Fritz bahwa jika mereka tidak pergi dalam waktu satu minggu, mereka dan mebelnya akan dilempar keluar jendela. Dalam waktu satu bulan keluarga tersebut sudah pindah ke Hamburg. Dengan bantuan pamannya Fritz, keluarga itu tetap tinggal di Hamburg sampai perang meletus pada musim gugur tahun 1939.
1940-43: Pada bulan November 1941 Fritz dan keluarganya serta 1.000 orang Yahudi lainnya dideportasi dari Hamburg ke ghetto Minsk di wilayah Uni Soviet. Setibanya di lokasi, mereka digiring oleh para petugas SS ke bangunan bertembok bata merah, keluarga tersebut melihat banyak mayat berserakan di atas tanah. Sebelum diangkut dari Hamburg, mereka harus menyeret mayat-mayat tersebut keluar dari bangunan itu, kemudian membersihkan noda darah yang menempel di dinding. Makanan yang baru dimakan setengahnya masih tersisa di atas meja. Para tahanan di sana mengatakan bahwa ribuan orang Yahudi Soviet telah dibantai agar orang-orang yang baru didatangkan bisa masuk.
Ghetto Minsk dibubarkan pada bulan Oktober 1943. Sejak itu, tidak lagi terdengar kabar mengenai Fritz. Anaknya Heinz dideportasi pada bulan September dan dialah satu-satunya dalam keluarganya yang selamat dari perang.
Lihat ItemWe would like to thank Crown Family Philanthropies and the Abe and Ida Cooper Foundation for supporting the ongoing work to create content and resources for the Holocaust Encyclopedia. View the list of all donors.