Serdadu Jerman menangkap orang-orang Yahudi yang bersembunyi di dalam bungker pada saat pemberontakan ghetto Warsawa. Warsawa, Polandia, April-Mei 1943.
Vladka tergabung di dalam gerakan pemuda Zukunft di Bund (partai Sosialis Yahudi). Dia aktif di gerakan bawah tanah ghetto Warsawa sebagai anggota Organisasi Tempur Yahudi (ZOB). Pada Desember 1942, dia diselundupkan keluar ke Aryan, sisi Polandia Warsawa untuk mencoba mendapatkan senjata dan mencari tempat persembunyian bagi anak-anak dan orang dewasa. Dia menjadi kurir aktif untuk gerakan bawah tanah Yahudi dan bagi orang Yahudi di dalam kamp, hutan, dan ghetto lainnya.
Ben adalah seorang anak dari empat bersaudara yang lahir dalam keluarga Yahudi yang religius. Jerman menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939. Setelah Jerman menduduki Warsawa, Ben memutuskan untuk melarikan diri ke timur Polandia yang diduduki Soviet. Namun, dia kemudian memutuskan untuk kembali ke keluarganya dan selanjutnya ke ghetto Warsawa. Ben kemudian ditugaskan untuk bekerja di suatu kelompok kecil di luar ghetto, dan membantu menyelundupkan orang-orang keluar dari ghetto--termasuk Vladka (Fagele) Peltel, seorang anggota Organisasi Tempur Yahudi atau Jewish Fighting Organization (ZOB), yang di kemudian hari menjadi istrinya. Selanjutnya dia bersembunyi di luar ghetto dan menyamar sebagai warga Polandia non-Yahudi. Selama pemberontakan ghetto Warsawa pada tahun 1943, Ben bekerja dengan anggota bawah tanah lainnya untuk menyelamatkan para pejuang ghetto, dengan membawa mereka keluar melalui gorong-gorong dan menyembunyikan mereka di sisi "Arya" di Warsawa. Setelah pemberontakan tersebut, Ben melarikan diri dari Warsawa dengan menyamar sebagai orang non-Yahudi. Setelah pembebasan, dia dipertemukan kembali dengan ayah, ibu, dan adik perempuannya.
Abraham lahir dari keluarga Yahudi di Warsawa, ibu kota Polandia. Kakeknya memiliki pabrik pakaian dan toko ritel yang dikelola ayahnya. Keluarga Abraham tinggal di permukiman Yahudi di Warsawa dan dia menimba ilmu di sekolah Yahudi. Komunitas Yahudi Warsawa merupakan yang terbesar di Eropa, sekitar sepertiga dari keseluruhan populasi kota.
1933-39: Setelah pengeboman Warsawa sejak 8 September 1939, keluargaku hanya memiliki sedikit makanan. Toko-toko rata dengan tanah, tidak ada air atau pemanas. Saat mencari makanan, aku berjuang menghindari bom-bom Jerman dan mencuri tujuh botol acar dari pabrik acar di dekat rumah. Selama berminggu-minggu keluargaku hidup dari acar dan nasi. Karena tidak ada air, api dari pengeboman menjalar tak terkendali. Bantuan baru datang ketika ibu kota menyerah.
1940-44: Pada April 1943 aku tinggal di ghetto Warsawa di daerah kerja paksa yang tertutup tembok. Saat pemberontakan di ghetto, kami dapat melihat api berkobar. Kami tidak dapat memercayainya. Di satu sisi aku melihat jalan-jalan terbakar. Di sisi lain aku melihat orang-orang Polandia non-Yahudi tengah bersiap merayakan Paskah. Ketika Nazi membongkar ghetto setelah pemberontakan itu, aku dan ayahku termasuk di antara orang-orang yang digiring keluar untuk dideportasi. Orang-orang Polandia berbaris di pinggir jalan, memperhatikan koper yang kami bawa, lalu berkata: "Kalian akan mati. Tinggalkan saja kopernya untuk kami."
Abraham dideportasi ke Majdanek dan kemudian ke tujuh kamp Nazi lainnya, termasuk Buchenwald. Dia dibebaskan saat transit ke kamp Dachau pada 30 April 1945.
Mendel merupakan seorang anak dari enam bersaudara yang lahir dalam keluarga Yahudi yang religius. Ketika usia Mendel di awal 20-an, dia menikah dan bersama istrinya dia pindah ke kampung halaman istrinya Wolomin, di dekat Warsawa. Satu minggu setelah putra keluarga Rozenblit, Avraham, lahir, istri Mendel meninggal. Putus asa karena kematian istrinya pada usia muda dan ditinggal dengan seorang bayi, Mendel menikahi Perele, ipar perempuannya.
1933-39: Di Wolomin Mendel mengelola tempat usaha penjualan kayu. Pada tahun 1935 keluarga Rozenblit bertambah dengan seorang putri, Tovah. Ketika Avraham dan Tovah mencapai usia sekolah, mereka masuk sekolah Yahudi di mana mereka belajar mata pelajaran umum dalam bahasa Polski dan mata pelajaran Yahudi dalam bahasa Ibrani. Avraham berusia 8 tahun dan Tovah 4 tahun ketika Jerman menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939.
1940-44: Pada musim gugur tahun 1940 keluarga Rozenblit dikirim ke ghetto Warsawa. Saat pemberontakan ghetto pada bulan April 1943, Mendel dan keluarganya berhasil melarikan diri ke pinggiran kota Warsawa. Mereka memutuskan bahwa jika ada seseorang di antara mereka hilang di dalam kemelut itu, mereka semua akan bertemu di rumah tani yang sudah mereka tetapkan sebelumnya. Tiba-tiba Avraham hilang. Perele pergi untuk mencarinya, tetapi setelah itu dia tidak pernah terlihat lagi. Mendel akhirnya menemukan Avraham, tanpa sepatu, di rumah tani tersebut. Tidak lama setelah itu, Mendel, Avraham dan Tovah ditangkap dan dideportasi ke Auschwitz.
Di Auschwitz Mendel dipilih untuk melakukan kerja paksa. Anak-anaknya dibunuh dengan gas. Pada tahun 1947 Mendel beremigrasi ke Amerika Serikat di mana dia memulai sebuah keluarga baru.
Vladka tergabung dalam gerakan pemuda Zukunft di bawah Bund (partai Sosialis Yahudi). Dia aktif dalam gerakan bawah tanah ghetto Warsawa sebagai anggota Organisasi Tempur Yahudi (ZOB). Pada bulan Desember 1942, dia diselundupkan keluar ke Aryan, sisi Polandia dari Warsawa dalam upaya untuk mendapatkan senjata dan untuk mencari tempat persembunyian bagi anak-anak dan orang dewasa. Dia menjadi kurir yang aktif untuk gerakan bawah tanah Yahudi dan bagi orang-orang Yahudi di dalam kamp, di hutan, dan ghetto lainnya.
Mayor Jenderal SS Juergen Stroop, komandan tentara Jerman yang menumpas pemberontakan di ghetto Warsawa, membuat kompilasi album foto dan barang lainnya. Album ini, kemudian dikenal dengan nama "Laporan Stroop," diajukan sebagai bukti dalam Mahkamah Militer Internasional (IMT) di Nuremberg. Di sini, sampulnya ditandai dengan cap barang bukti IMT.
Warsawa adalah ibu kota negara Polandia. Sebelum Perang Dunia II, Warsawa merupakan pusat utama kehidupan dan kebudayaan Yahudi di Polandia. Sebelum perang, populasi Yahudi di Warsawa berjumlah lebih dari 350.000 orang, yang merupakan sekitar 30 persen dari jumlah total penduduk kota ini. Komunitas warga Yahudi Warsawa adalah yang terbesar di Eropa dan Polandia, dan merupakan yang kedua terbesar di dunia setelah kota New York. Jerman menduduki Warsawa pada tanggal 29 September 1939. Pada bulan Oktober 1940, Jerman memerintahkan pendirian sebuah ghetto di Warsawa. Semua penduduk Yahudi diperintahkan untuk pindah ke area yang sudah ditetapkan tersebut, yang kemudian dijadikan wilayah terpisah dari kota pada November 1940. Ghetto itu dipisahkan oleh tembok setinggi lebih dari 10 kaki, dilengkapi dengan kawat berduri di bagian atasnya, dan dijaga ketat untuk mencegah pergerakan dari ghetto ke kota Warsawa dan sebaliknya.
Banyak orang Yahudi di ghetto-ghetto di seluruh wilayah timur Eropa yang berusaha mengorganisasi perlawanan terhadap Jerman dan mempersenjatai diri mereka dengan senjata hasil penyelundupan atau buatan sendiri. Antara tahun 1941 dan tahun 1943, gerakan-gerakan perlawanan bawah tanah terbentuk pada sekitar 100 kelompok Yahudi. Upaya paling terkenal yang dilakukan kaum Yahudi untuk melawan pihak Jerman dalam pertempuran bersenjata berlangsung di ghetto Warsawa.
Pada musim panas tahun 1942, sekitar 300.000 orang Yahudi dideportasi dari Warsawa ke Treblinka. Ketika laporan-laporan mengenai pembunuhan massal di pusat pembantaian tersebut bocor dan sampai ke ghetto Warsawa, sebuah kelompok korban selamat yang sebagian besar terdiri dari para pemuda membentuk sebuah organisasi yang dinamakan Z.O.B. (singkatan dari Zydowska Organizacja Bojowa dalam bahasa Polandia yang berarti Organisasi Tempur Yahudi). Z.O.B., dipimpin Mordecai Anielewicz yang berusia 23 tahun, mengeluarkan proklamasi yang menyerukan agar masyarakat Yahudi tidak pergi ke gerbong-gerbong kereta api. Pada bulan Januari 1943, para pejuang ghetto Warsawa menembaki pasukan Jerman saat mereka berusaha mengumpulkan sekelompok penghuni ghetto lainnya untuk dideportasi. Para pejuang menggunakan sejumlah kecil senjata yang berhasil diselundupkan ke dalam ghetto. Selang beberapa hari, pasukan Jerman mundur. Kemenangan kecil tersebut mengilhami para pejuang ghetto untuk bersiap melakukan perlawanan lagi di masa mendatang.
Pada tanggal 19 April 1943, pemberontakan ghetto Warsawa dimulai setelah kepolisian dan pasukan Jerman memasuki ghetto untuk mendeportasi penghuninya yang selamat. Tujuh ratus lima puluh pejuang bertempur melawan tentara Jerman yang bersenjata lengkap dan terlatih baik. Para pejuang ghetto tersebut berhasil bertahan selama sebulan, tetapi pada tanggal 16 Mei 1943 pemberontakan berakhir. Dengan perlahan-lahan Jerman berhasil meremukkan perlawanan. Dari 56.000 orang Yahudi yang ditangkap, 7.000 ditembak mati, dan sisanya dideportasi ke kamp-kamp.
TANGGAL-TANGGAL PENTING
28 JULI 1942 ORGANISASI TEMPUR YAHUDI TERBENTUK Di tengah-tengah gelombang deportasi pertama dari ghetto Warsawa ke kamp pembantaian Treblinka, Organisasi Tempur Yahudi (ZOB, Zydowska Organizacja Bojowa) dibentuk. Pada tanggal 22 Juli 1942, Jerman mulai melakukan deportasi besar-besaran yang berlangsung nonstop hingga tanggal 12 September 1942. Selama periode waktu ini, lebih dari 250.000 orang Yahudi dari ghetto tersebut dideportasi atau dibantai. ZOB, yang dibentuk oleh anggota organisasi-organisasi pemuda Yahudi, menyerukan agar orang Yahudi di dalam ghetto melawan pendeportasian. Laporan-laporan mengenai pembantaian besar-besaran kaum Yahudi oleh satuan-satuan pembunuh keliling dan di dalam kamp-kamp pembantaian telah bocor dan sampai ke ghetto. Akan tetapi, ZOB belum siap melancarkan pemberontakan. Setelah pendeportasian berakhir pada bulan September, ZOB memperluas diri dan merangkul para anggota organisasi-organisasi politik bawah tanah serta menjalin kontak dengan pasukan-pasukan perlawanan Polandia yang menyediakan pelatihan, persenjataan, dan bahan peledak. Mordecai Anielewicz ditunjuk sebagai komandan.
18-21 JANUARI 1943 JERMAN HADAPI PERLAWANAN Pihak Jerman memulai kembali pendeportasian dari ghetto Warsawa. Akan tetapi, kali ini mereka mendapat perlawanan dari ZOB (Organisasi Tempur Yahudi; Zydowska Organizacja Bojowa). Pengumpulan orang untuk dideportasi pada pagi hari tidak diperhitungkan oleh organisasi ZOB, dan orang-orang turun ke jalan untuk memberikan perlawanan kepada orang Jerman. Orang Yahudi lainnya di dalam ghetto mundur ke tempat-tempat persembunyian yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pihak Jerman, yang memperkirakan bahwa pengusiran akan berjalan lancar, dikejutkan oleh perlawanan ini. Sebagai pembalasan mereka membantai 1.000 orang Yahudi di lapangan utama pada tanggal 21 Januari, tetapi menunda deportasi selanjutnya. Pihak Jerman berhasil mendeportasi atau membantai 5.000-6.500 orang Yahudi. Puas dengan hasil aksi perlawanan mereka, orang Yahudi di dalam ghetto merencanakan dan menyiapkan pemberontakan besar-besaran. Organisasi tempur dipersatukan, strategi direncanakan, bungker dan terowongan bawah tanah dibangun, dan jalan lintasan di atas atap-atap dikonstruksi. Orang Yahudi ghetto Warsawa bersiap bertempur sampai titik penghabisan.
16 MEI 1943 GHETTO DIHANCURKAN, PEMBERONTAKAN BERAKHIR Setelah bertempur selama sebulan, pihak Jerman meledakkan Sinagoge Agung di Warsawa, yang menandakan akhir dari pemberontakan dan penghancuran ghetto. Pada tanggal 19 April 1943, Jerman, di bawah komando Jenderal SS Juergen Stroop, memulai penghancuran tahap akhir ghetto dan pendeportasian orang Yahudi yang masih tersisa. Namun, para penghuni ghetto tidak melapor untuk deportasi. Alih-alih, organisasi-organisasi tempur ghetto membarikade diri mereka di dalam bangunan-bangunan dan bungker, siap memberikan pelawanan kepada pihak Jerman. Setelah tiga hari, pasukan Jerman mulai membakar ghetto, bangunan demi bangunan, untuk memaksa orang Yahudi keluar dari persembunyian. Perlawanan berlanjut selama berminggu-minggu seiring dengan diluluhlantakkannya ghetto oleh Jerman. Walaupun hanya 50.000 orang Yahudi yang tersisa di dalam ghetto setelah deportasi-deportasi pada bulan Januari 1943, Jenderal Stroop melaporkan setelah penghancuran ghetto bahwa 56.065 orang Yahudi telah ditangkap; dan 7.000 di antaranya dideportasi ke kamp pembantaian Treblinka, sedangkan sisanya dikirim ke kamp buruh kerja paksa serta kamp pembantaian Majdanek. Sejumlah pejuang perlawanan berhasil melarikan diri dari ghetto dan bergabung dengan kelompok-kelompok partisan di dalam hutan-hutan di sekitar Warsawa.
We would like to thank Crown Family Philanthropies, Abe and Ida Cooper Foundation, the Claims Conference, EVZ, and BMF for supporting the ongoing work to create content and resources for the Holocaust Encyclopedia.
View the list of all donors.