Perawat AS Pat Lynch menceritakan pengalamannya mengobati korban yang selamat di subkamp Dachau

Pertama-tama, kau mencoba mengumpulkan...banyak pasien yang mati. Dan, tentu saja, mereka menyingkirkannya, dengan segera. Dan kami akan mencoba untuk merawat yang paling kritis terlebih dahulu, membersihkan mereka dan membawa mereka keluar, mengangkatnya dari tempat tidur. Dan merawat mereka. Dan jika mereka masih memiliki daging di bawah kulitnya, kami akan menyuntikkan air. Mereka menyebutnya hipodermoklisis. Kadang-kadang di bahu ada sedikit jaringan lemak, otot, lantas kami akan menyuntikkan air di sana karena mereka semua mengalami dehidrasi. Dan, uh, mencoba untuk memberi mereka makan. Dan, uh, apakah aku pernah bercerita tentang orang-orang itu, mereka dengan luka di kaki yang sangat parah, kaki mereka yang luka itu dipotong. Mereka memakai sepatu kayu tanpa kaus kaki. Ada banyak orang dengan luka di kaki yang mengerikan. Jadi kami merawatnya. Dan uh, oh, aku membalutnya dan mengoleskan salep A+D atau apa pun yang bisa kutemukan untuk lukanya, dan sedikit perban ukuran dua kali empat dan memakaikan kaus kaki bersih, dan uh... Namun, merawat pasien-pasien yang belum...yang kelaparan dan terjangkit tifus--tidak ada pengobatan khusus untuk tifus sehingga kami hanya menggunakan perawatan pendukung. Kami mencampur sejenis...yang kami miliki hanyalah susu bubuk dan beberapa, uh, sayuran kaleng. Jadi rekan-rekan di ruang makan akan mencoba membuat semacam sup. Mereka memasukkan sayuran ke dalam susu bubuk dan mencoba memberi makanan itu kepada pasien. Jika kami berhasil memasukkan air ke tubuh mereka dan, uh, menurunkan suhu tubuhnya, itu hal yang penting karena tidak ada perawatan khusus untuk tifus pada waktu itu.