Einsatzgruppen: Ikhtisar
Einsatzgruppen (regu tugas, grup aksi khusus) adalah unit Polisi Keamanan dan SD (dinas intelijen SS) yang membonceng tentara Jerman saat menginvasi dan menduduki negara-negara di Eropa. Sering disebut sebagai “regu pembunuh keliling,” mereka sangat dikenal atas perannya dalam pembantaian secara sistematis terhadap kaum Yahudi dalam operasi-operasi penembakan massal di wilayah Soviet.
Fakta Utama
-
1
Einsatzgruppen merupakan unit khusus dari Polisi Keamanan dan SD yang ditugaskan untuk melakukan tindakan-tindakan keamanan langsung dari belakang garis tempur Jerman.
-
2
Dengan bantuan Waffen SS, unit polisi, tentara, pasukan sekutu Rumania dan kolaborator lokal, Einsatzgruppen melakukan operasi penembakan massal di Uni Soviet. Penembakan massal ini menyasar orang Yahudi, Roma (Gipsi), Komunis dan warga sipil Soviet.
-
3
Einsatzgruppen merupakan pelaku utama dalam operasi penembakan massal di mana lebih dari sepertiga korban Holocaust Yahudi tewas.
Dari Langkah Keamanan ke Pembantaian Massal
Kapan pun tentara Jerman Nazi menjelajah masuk ke suatu negara, Einsatzgruppen dari Polisi Keamanan dan SD (Sicherheistsdienst, dinas intelijen SS) dengan serta-merta akan membonceng untuk mengamankan wilayah yang baru direbut. Tugasnya antara lain mengidentifikasi dan menetralkan calon musuh terhadap kekuasaan Jerman, merebut tempat-tempat penting, mencegah sabotase serta merekrut kolaborator dan membentuk jaringan intelijen. Ketika Jerman menyerang Polandia pada September 1939, Einsatzgruppen juga membantai warga sipil yang dianggap sebagai musuh. Bersama dengan unit Waffen SS, Orde Polisi dan kolaborator lokal, mereka menembaki ribuan orang Yahudi dan puluhan ribu anggota elite Polandia.
Dengan dimulainya “perang pemusnahan” Hitler terhadap Uni Soviet pada Juni 1941, skala operasi pembantaian massal Einsatzgruppen meningkat dengan sangat cepat. Sasaran utamanya adalah pejabat Partai Komunis dan pejabat negara Soviet, orang Roma, dan terutama orang Yahudi, terlepas dari usia atau jenis kelaminnya. Dengan kedok perang dan dalih keperluan militer, Einsatzgruppen menyelenggarakan dan membantu melaksanakan penembakan terhadap lebih dari setengah juta orang, yang sebagian besarnya adalah orang Yahudi, pada sembilan bulan pertama perang.
3.000 personel dari empat Einsatzgruppen tidak melaksanakan semua pembantaian ini sendirian saja. Unit-unit di Waffen SS, Orde Polisi, Wehrmacht, pasukan sekutu Rumania dan kolaborator lokal membantu mereka. Kolaborator lokal membantu mengidentifikasi korban serta membunuhnya. Banyak dari pembunuh dan korban yang saling mengenal satu sama lain sebagai tetangga dan kolega. Misalnya, dalam waktu dua hari pada September 1941, detasemen kecil dari Einsatzgruppe C bersama unit yang lebih besar dari Waffen SS, Orde Polisi dan kaki tangan Ukrainia menembak mati 33.771 orang Yahudi di Babi Yar, sebuah jurang di luar Kiev. Ketika wilayah yang diduduki berada dalam kendali warga sipil, kantor-kantor tetap SS dan Polisi pun menggantikan Einsatzgruppen dan terus melakukan penembakan massal.
Sering disebut sebagai Aktion, suatu pembantaian yang biasanya dimulai ketika orang Yahudi dan korban lainnya dikumpulkan atau diperintahkan untuk melapor ke tempat tujuan sentral. Para korban kemudian dipaksa melakukan mars atau diangkut ke lokasi pembantaian. Jika kuburan massal belum digali, para korban akan dipaksa untuk menggalinya. Pakaian dan barang-barang berharganya dilucuti dan mereka didorong ke lubang secara berkelompok. Einsatzgruppen dan kaki tangannya lalu menembaki mereka di pinggir lubang sehingga mereka terjatuh ke dalamnya, atau memaksanya masuk ke kuburan untuk ditembaki. Korban sering kali harus menyaksikan teman dan keluarganya yang tercinta mati sementara menunggu gilirannya.
Metode Pembantaian Massal Baru
Penembakan massal merupakan tindakan yang membutuhkan sumber daya besar, mensyaratkan adanya banyak penembak dan pengawal penjaga serta senjata api, amunisi dan pengangkutan. Perhatian mengenai ketidakefisienan penembakan dan dampak psikologisnya terhadap penembak menyebabkan dikembangkannya van khusus yang dilengkapi dengan mesin yang dipompa karbon monoksida ke dalam kompartemen penumpang yang tertutup. Orang Yahudi dijejalkan ke dalam kompartemen, lalu dibawa ke kuburan massal, sehingga kehabisan napas selama perjalanan.
Namun begitu, dibutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk membantai kelompok korban yang sangat besar dengan menggunakan van gas. Personel Einsatzgruppen diharuskan untuk menyingkirkan mayat dan membersihkan kompartemen. Selama pendudukan Jerman atas wilayah Soviet yang dirampas, penembakan massal tetap menjadi metode pilihan untuk membantai orang Yahudi. Minimal 1,5 juta dan mungkin lebih dari 2 juta korban Holocaust tewas dalam penembakan massal atau di van gas di wilayah Soviet.